nuffnang ads

Wednesday 24 June 2015

Nasi Jagung


Last couple weeks memang sangat teringin-ingin makan nasi jagung,
sampai termimpi-mimpi...

Ya lah...  memang selalu begini.
Rindu makanan kampung, rindu makanan masa kecil dulu..

Nasi Jagung di Kuala Lumpur dapat dimana ya...? hehhehe

NASIB BAIK KAMI BALIK KAMPUNG THE NEXT COUPLE DAYS




Merengek, minta ibu pergi ke pasar subuh untuk beli nasi jagung buat sarapan
(kalau aku yang pergi pasar subuh, duit beratus ribu akan habis... semua rasa nak beli)


Nasi jagung memiliki cerita sendiri bagi kami orang kampung. Dulu masa kecil, nenek dan budhe (my mom's sister) hidup di desa. Walaupun mereka petani yang memiliki sawah padi berpuluh hektar, makanan keseharian mereka adalah nasi jagung. Padi yang mereka tanam, semua di jual untuk biaya sekolah enam orang anak mereka. Sedangkan makan nasi jagung lebih murah.

Kami sebagai (konon) anak kota, tidak mengerti alasan mereka memasak nasi jagung. Menurut kami, mereka masak nasi jagung karena ingin memanjakan kami. Sedangkan nenek sendiri sudah tidak pernah memasak nasi jagung karena proses yang sangat panjang. Jadi kami lebih suka makan di rumah budhe. 




Seperti cerita teman kecil saya Sandalian tentang nasi jagung, dia lebih tahu detail cara membuat dan memasak karena ibunya sendiri pernah memasak nasi jagung.

Tapi lebih kurang sama, jagung yang tua dan keras di tumbuk (entah berapa lama, sampai tangan mengelupas dan nangis..... masih juga nggak lembut), di rendam, di kukus dengan kerucut bambu di atas dandang tembaga (big long copper pot) yang beratnya naudzubilah....

Bisa dibayangkan kerja keras orang zaman dulu untuk menyediakan makanan bagi anak-anak mereka.... (maka berterima kasih dan hormat lah kepada orang tuamu)

Nasi jagung paling enak dimakan dengan urap (sayuran rebus, dicampur dengan sambal kelapa yang pedas), sambel, dan ikan asin. Kadang-kadang makan dengan botok mlandingan (petai cina, kelapa muda, dan bumbu) dibungkus daun pisang, di kukus. Tapi saya kurang suka dengan mlanding, karena bertekstur, dan memerlukan tenaga ekstra untuk mengunyahnya....







Dedak yang terpisah dari tumbukan jagung tidak dibuang oleh orang desa kami. Tidak juga dijadikan makanan hewan. Dedak jagung enak dimasak sebagai mendol / jenjet
(I don't even't know how to explain this food, I bet only people live in mountain area know what and how to cook this)

But yes, jenjet pun menjadi makanan favorit kami.



ikan sungai yang dikeringkan,
dijadikan teri / ikan bilis


gethuk 
(ubi rebus, ditumbuk dengan gula)
disajikan dengan kelapa parut

No comments: