nuffnang ads

Friday 3 November 2017

Why Do We Love Picnic


Piknik dalam bahasa saya mungkin sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia pada umumnya. Yang lebih mengartikan PIKNIK = BERLIBUR = VACATION

Piknik dalam pemahanam keluarga kami adalah makan di atas gelaran  tikar di tempat terbuka (biasanya bawah pohon yang rindang).
Bahasa Malaysia memanggil kegiatan ini "berkelah"
orang jawa memanggil kegiatan ini "lesehan"

tetapi istilah "Lesehan" lebih cenderung ketika kita makan berbayar di restoran, baru dipanggil lesehan.

Kalau makan di tikar, di alam terbuka apa dong?
NGGAK TAHU.. NGGAK PERNAH...
GENDENG APA MAKAN DI RUANG TERBUKA... KURANG KERJA
Meja makan di beli puluhan juta kok mau makan  lesehan di kebon.



Bagi kami, acara lesehan atau piknik memang sudah menjadi bagian dari hidup. Dulu waktu kecil, rumah kami sangat panas. Jangankan Aircond (AC), kipas angin termasuk barang mewah. Sehingga, ketika pulang sekolah, setelah ganti baju, Ibu sering menggelar tikar di bawah pohon mangga yang adem dan semilir. Mengajak kami makan disana. Habis makan, kami akan leyeh-leyeh sambil mengerjakan Pe-eR.

Beda dengan bapak, yang lebih suka makan siang di tempat setrikaan (sambil nungguin ibu yang nyetrika baju), atau makan di dapur (sambil nunggu ibu masak), tidak jarang juga makan di dekat tempat cuci piring (sambil njagongi ibu yang sedang cuci piring).

Iya, njagongi doangan... bantuinnya kagak... *haha

Jadi begitulah, kebiasaan ngeleseh alias piknik, ditambah dengan bergaul dengan orang Malaysia yang memang gemar makan, gemar lesehan (dirumah, di kebon, maupun di taman-taman terbuka), dan suami yang juga menyukai budaya piknik. Maka hobi duduk dan makan pun menjadi-jadi.




Apalagi kami tinggal di apartemen (condominium) yang kiri-kanan-atas-bawah semua adalah tembok. Tidak ada kemewahan berupa kebun atau ruang terbuka. Satu-satunya cara untuk menikmati udara luar adalah dengan berpiknik.

Kenapa menikmati udara luar harus sambil piknik mbak? tanya salah seorang teman.
Kalau mau keluar kan, tinggal keluar aja.

Ya, habisan kalau haus atau lapar... mau ambil makan dan minum jauuuh... hihi.
Makanya di bekal terus.
Mau beli.. hmmm.. taman di Malaysia banyak yang penjual dilarang masuk, karena cipratan minyak gorengnya suka bikin kotor.




Jadi beginilah...
kekadang saya dan anak, yang memang dua orang dirumah saja.
kebosanan, kesepian, terkurung di dalam apartement.

Selesai masak, bukannya terus makan. Tapi kami pak di dalam wadah-wadah.
(Mau bawa rantang tupperware kok ya kebesaran... hihi... yang makan dikit)

Kami bawa semua makan, nasi, roti, teh, kopi, dan tikar ke taman di bawah rumah.



Sambil bermain,
sambil makan,

sambil duduk dan bercerita.


kadang kami malas bermain,
hanya duduk dan membaca buku cerita yang isinya (sangat memuakkan....)
entah berapa ribu kali kami membaca buku-buku itu.

Lain hari, kubawa buku Financial Management yang banyak pages.
Jadi kalau dibaca nggak ada habisnya... haha *tampar juga*








Kadang-kadang dalam weekend tu kami drive agak jauh dari rumah.
Pergi ke pantai, atau taman yang lebih besar agar Marcella berjumpa dan bergaul dengan anak-anak lain.




Hopefully she growing up happy....
I hope we give my time enough for her...
I hope we play with her enough...

I hope she knows how much she meant to us


No comments: