Early years childhood education (EYCE)
Jadi kemarin ada diskusi dengan beberapa teman yang memiliki anak seumuran Marcella.
Mereka memuji karena Marcella sangat advance dibanding anak-anak seumuran di Indonesia.
Pendidikan luar negeri memang maju ya, anak seumuran cella bisa sangat advance.
Sambil mengucapkan terimakasih, saya masih tidak faham advance yang bagaimana menurut mereka. Secara Marcella juga belum kuajarin membaca, nulis juga atas kehendak dan sesuka dia, berhitung apalagi.. Nomer aja nggak hafal angka berapa.
"Entah ya, tapi.. Beda aja dengan anak-anak disini. Pendidikan luar negeri memang beda ya sama pendidikan disini"
Ini komentar temen yang lain.
Disini aku sambil share dengan teman-teman yang lain, untuk meluruskan image sekolah mahal dan luar negeri. Sebenarnya bukan pendidikan luar negeri yang membuat anakku "hebat" Justru anakku dilahirkan dan digedein oleh aku (si orang kampung) haha...
Sebenarnya lebih ke mindset dan kesiapan seseorang untuk menjadi parent. Siap itu ya mental, ya ilmu, ya knowledge, ya support, ya iman, ya taqwa, ya semuanya aaaa *hihi...
Yang kedua, keinginan orang tua untuk mencari dan menambah ilmu tentang parenting (jadi sebenarnya bukan metode homeschool-nya, tapi metode parenting-nya lah yang membuat seorang anak kelihatan berbeda).
Yang ketiga, ini yang paling penting menurut saya. Menjadi model yang baik kepada anak. Anak kecil lebih kepada mencontoh langsung perilaku dan cara berfikir orang tuanya ketimbang mendengarkan nasehat.
Semoga share-knowledge ini bisa membesarkan hati teman-teman bahwa memiliki anak yang calm, confindent, resilient dan ber-attitude baik, tidak melulu bergantung kepada sekolah mahal yang tidak semua mampu untuk menjangkaunya. Tetapi emmotionally intelligence pada anak justru bisa kita ciptakan tanpa biaya. Yaitu dari rumah dan bersumber dari kita sebagai orang tua :-)